Total Tayangan Halaman

Selasa, 31 Agustus 2010

drama

Ngaji Paling Rajin Dimarahi Pak Kiayi

Ahmad memang anak yang cerdas. Dia lulus SMA dengan nilai memuaskan dan berhasil menduduki rangking pertama di sekolahnya. Namun sayang, orang tuanya tergolomg tak mampu, hingga tak bisa duduk di bangku kuliah. Selain cerdas, dia juga anak yang baik. Dia selalu patuh pada kedua orang tuanya. Makanya ketika kedua orang tua menyuruh untuk masuk ke sebuah pesantren, dia tidak menolak, termasuk diminta untuk selalu patuh pada guru di pesantren nanti.

Di pesantren, Ahmad termasuk santri yang cerdas. Hampir semua materi yang telah diajarkan oleh gurunya dapat dikuasai dalam waktu yang cepat, mengalahkan santri-santri yang lebih dahulu. Karena kecerdasannya, dia sering diminta untuk menjadi pendamping gurunya, terutama ketika mendapat undangan dari masyarakat sekitarnya. Karena itupula, Ahmad sangat disayang, baik oleh guru maupun teman-temannya.

Seperti biasanya, setiap malam Rabu, usai shalat isya berjamaah diadakan ceramah. Yang memberikan ceramah adalah guru-gurunya, secara bergantian setiap waktunya. Kebetulan yang memberikan ceramah malam itu adalah guru yang paling tua, tapi bukan pemimpin pesantren. Entah mengapa, setiap dia memberikan ceramah, hampir semua santri keluar ruangan, tapi ketika ceramah akan selesai mereka masuk kembali dengan tertib.

Kebiasaan terus dilakukan oleh sebagian besar santri. Seperti juga yang terjadi pada malam itu. Sepuluh menit setelah dimulai mereka keluar, satu demi satu, dengan tertib, bahkan hampir tidak kedengaran. Celaka sekali malam, jauh sebelum waktunya, Pak Kiayi menutup ceramahnya. Tentu saja Pak Kiayi terkejut melihat keadaan itu. Sementara di luar terdengar suara santri berlarian, mungkin untuk menghindari kemarahan.

Segera Pak Kiayi menghampiri Ahmad, satu-satu santri yang tetap setia mendengarkan ceramahnya. Namun Pak Kiayi bukannya memberi pujian pada Ahmad, malah sebaliknya memarahinya, sambil melotot dan mengarahkan telunjuknya. Dasar santri belegug, katanya (Bahasa Sunda sama dengan goblog). Mau dikasih ilmu, malah kabur. Awas, akan kuberi hukuman kalian semua, begitu ancamnya.

Ahmad terkejut, kenapa dia yang rajin dimarahi. Karena kamu satu-satunya santri yang masih duduk di sini, kata Pak Kiayi. Coba kalau semua santri ada, mungkin sudah kumarahi semua, sambungnya. Pak Kiayi lagi sakit kali, bisik Ahmad dalam hati. Bukannya kalau semua santri ada, dia tidak akan marah-marah. Kasihan sekali Pak kiayi. Belakangan dia tahu kalau kiayi itu selalu merem kalau memberikan ceramah. Tapi namanya juga murid, pasti selalu salah dan guru selalu benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar